CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 23 Juni 2012

Meraih Mimpi Menata Masa Deoan


Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya….
(laskar pelangi--Nidji)
Kutipan diatas adalah beberapa bait lagu dari soundtrack film laskar pelangi. Kebetulan saya juga sudah menamatkan novel triloginya Andrea Hirata sang penulis buku Laskar Pelangi ^_^ Isi bukunya sangat menggugah, mungkin pula akan mengubah persepsi kita untuk tidak lagi meremehkan mimpi seorang anak karena novel ini diangkat dari cerita nyata sang penulis yang akhirnya sukses meraih impiannya di masa kanak-kanak dulu. Ya..semuanya berawal dari mimpi seorang ical dan aral.  Iya..mimpi. Lagi-lagi mimpi. Betapa hebatnya mimpi ini.
Tidakkah kita teringat Imam Syafi’I pernah berkata “Banyak yang mengharap sukses tapi tidak menempuh jalannya. Ingat bahwa perahu tidak bisa berlayar di daratan.”
Maksudnya banyak yang hanya sekedar ingin ini ingin itu (dora emon) tapi itu hanya sekedar keinginan, ia tidak mau berlelah-lelah menempuh jalan untuk mencapai keinginannya tersebut. Bahkan ada yang lebih parah, karena tidak punya keinginan dan hidupnya dibiarkan bagaikan air yang mengalir (alamiah saja). Tentu ini akan berbahaya jika konsep air mengalir ini dibawa sampai ia berkeluarga. Bagaimanapun ketika berkeluarga nantinya semua orang berharap dapat memiliki anak yang sholeh/ah, anak yang menjadi penyejuk mata bagi orangtuanya,bukan? Sedangkan karakter anak sholeh dan penyejuk mata ini, hanya bisa dibangun di keluarga bukan disekolah.
Sebagaimana yang telah saya utarakan di tulisan pertama bahwa mimpi adalah keinginan, kehendak, atau yang lebih kuat lagi adalah ambisi dan obsesi yang ingin diraih oleh seseorang untuk dijadikan pelecut dirinya di kemudian hari dalam rangka mencapai mimpinya itu di masa depan.  
Mimpi adalah cita-cita yang diberi tanggal, maksudnya mimpi mempunyai tenggat waktu dalam rangka menuju atau mewujudkannya satu demi satu. Karena mempunyai tenggat waktu inilah orang menjadi fokus, terarah, tekun dan semangat untuk dapat meraih impiannya. Mimpi biasanya mempunyai gambaran (visual) dalam benak/imajinasi orang yang ingin mewujudkannya, sementara cita-cita tidak. Jadi kesimpulannya:  Mimpi adalah keinginan, passion (panggilan hati) seseorang, yang lahir dari imajinasi dirinya lalu ia visualkan dalam bentuk nyata dan ada aksi untuk mencapainya. 

KAMI MEMBANGUN KELUARGA DENGAN MIMPI
Keluarga Bu Septi dibangun dari mimpi-mimpi seluruh anggota keluarga yang terlibat didalamnya. Berikut mimpi anak-anak beliau.
Enes (Nurul Syahid Kusuma), membangun mimpinya sejak ia berusia 10 tahun (kelas 4 sd).Ia bermimpi menjadi mempelai wanita (wow..hebat enes!), ahli lingkungan dan integrator. Mimpi ini dituangkannya di dalam vision board ditembok kamarnya. Ia tempeli gambar dan tulisan beserta deadline mencapainya di vision board nya itu. Sebagai contoh untuk menjadi mempelai wanita ia sudah memberi deadline menikah pada tahun 2020, keterampilan yang dipersiapkan untuk menjadi mempelai wanita juga menjadi focus perhatiannya, agar ia segera mempunyai keterampilan: memasak, mengelola anggaran keuangan, mengajar dan mendidik anak ( Enes juga pendiri Ibu Profesional looh, dibelakang bu Septi ^_^). Bahkan teknis pernikahan dan disain undangan juga sudah ia persiapkan untuk menyongsong hari H nya. Sebagai orangtuanya,tentu saja bu septi tadinya berfikir agak aneh, kok ni anak mau jadi mempelai wanita ya impiannya, tapi karena ini dilakoni si anak dengan penuh antusias, bu septi dan suami pun mendukung, tinggal mengarahkan (tidak membelokkan ya) dan tidak akan mentertawakan mimpi  yang dikehendaki anak-anaknya.
Untuk mimpinya yang lain, yaitu menjadi ahli lingkungan ditargetkannya bisa 3 tahun tercapai. Lalu ia menshare mimpi tersebut sebanyak-banyaknya kepada orang-orang terdekat dan lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar orang lain tahu minat dan mimpinya serta dapat memadukan orang-orang yang bermimpi sama (frekuensinya sama) dan akhirnya membangun jejaring (komunitas) untuk memudahkan dalam mewujudkannya. Setelah itu, ia mulai mendedikasikan mimpi-mimpinya yang terdekat secara bertahap, dengan mengalokasikan waktu 4 jam sehari untuk belajar bagaimana bentuk-bentuk kepedulian pada lingkungan, lalu ia mulai mempraktekkan untuk peduli pada lingkungan, seperti mengajak teman-temannya  tidak membuang sampah sembarangan, memunggut sampah dengan tangannya sendiri lalu memasukkannya ke tempat sampah, bahkan ia berani mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk memanfaatkan sampah di rumah tangganya dengan membuatnya menjadi kompos dan sebagainya.
Setiap hari Enes kecil menatap vision boardnya, berwudhu, shalat dan berdo’a, Ya Allah,aku ingin jadi ahli lingkungan, Ya Allah, aku ingin Indonesia bebas dari sampah…” dan apa yang terjadi ? Subhanallah…tepat usia Enes 13 tahun (sesuai targetnya), ia mendapatkan penghargaan Young Change Maker, karena kepeduliannya pada lingkungan. Ia mengkampanyekan slogan: “Makan buahnya, Tanam bijinya.” Enespun saat ini masih terus bermimpi, ia berani dan percaya diri mengejar impiannya meski harus belajar dan tinggal sendirian di negara Singapura saat ini tanpa ditemani orangtua dan saudara dalam rangka mewujudkan kemandirian dan mimpinya yang lain….bravo enes!!
Ara, anak kedua bu Septi membangun mimpinya di usia yang sama dengan Enes kakaknya.
Ia sangat menyukai susu, mimpi punya peternakan yang bikin “mulya sesarengan”, dan mimpi menjadi integrator. Ara juga menuangkan mimpinya dalam vision board. Ia juga menshare dan mendedikasikan mimpinya melalui Moo’s Project, mengulangi langkah-langkah sukses si kakak dalam belajar dan mempraktekkan mimpinya, berdo’a setiap hari selesai shalat. Dan apa hasilnya? 3 tahun berikutnya, di usia 14 tahun (sIa memimpikan anak-anak Indonesia pada waktunya nanti bisa membuat robot dari barang-barang recycle (daur ulang). Sehingga bermain dan membuat robot tidak lagi menjadi dominasi anak-anak perkotaan saja, karena dengan barang murah meriah pun anak-anak desa bisa membuat robot.Targetnya 4 tahun lagi ia bisa menjadi ahli robot. Lalu apa yang terjadi ? Setelah Elan mendedikasikan mimpinya dengan belajar 4 jam sehari tentang robot, praktek membuat robot dan seluk beluk robot lainnya, Elan mulai membangun gunung. Maksudnya mengeksplor passion dan kemampuan terdalamnya yang berkaitan dengan mimpinya yaitu robot. Caranya bisa melalui mbah google ataupun langsung dari para pakar/ahli robot. Sekarang kita bisa melihat Elan mempunyai berbagai macam bentuk robot karyanya sendiri yang dibuat dari bahan daur ulang, seperti stick eskrim.

Dari uraian diatas, tampak benang merah yang dapat kita lihat bahwa tahapan bermimpi anak-anak luar biasa diatas dimulai dari :
DREAM IT (Mimpikan)
Mengapa kita harus bermimpi? ingat diawal tulisan ini bahwa banyak orang yang mengharap sukses tapi tidak menempuh jalannya. Ingat bahwa perahu tidak bisa berlayar di daratan. Sudah mengerti maksudnya kan? :D
Ingat kunci bermimpi:
  • kata menciptakan dunia,
  • rasa ingin tahu (inquiry) menciptakan perubahan,
  • visual menginspirasi untuk beraksi (buat VISION BOARD, yaitu menyusun mimpi dengan bentuk visual berupa gambar dari koran/majalah/ gambar sendiri) dan
  • jangan lupa kalimat positif mendorong perubahan positif (contoh: mendoakan anak dengan suara keras dihadapannya sesaat ia bangun tidur, saat santai, atau latih anak berdo’a mandiri untuk memohon mimpinya menjadi kenyataan)
Bagaimana cara bermimpi?
  • Percaya pada kekuatan imaginasi
  • Temukan keadaan santai dan bebas untuk bermimpi
SHARE IT (Membagi/menceritakan mimpi ke sebanyak mungkin teman), dengan presentasi, mengobrol, berbincang santai dllnya.
DO IT (Mendedikasikan mimpi dengan langsung mempraktekkannya), mengalokasikan waktu selama 4 jam dlm sehari untuk menggapai tahapan-tahapan mimpinya. Menurut suatu penelitian jika kita menekuni suatu kegiatan lebih dari 10.000 jam maka kita bisa menjadi maestro dalam kegiatan yang ditekuni tersebut.
GROW IT  Lalu lihatlah apa yang terjadi jika kita melaksanakan semua langkah-langkah diatas?? 
Catatan Tanya jawab dalam webinar perdana:
Mengapa harus bermimpi untuk keluarga? 
Mimpi akan membantu kita meniti JALAN dan mencapai TUJUAN. Maka tentukan JALAN anda dan tentukan CARA anda mencapainya (breakdown)
Ingat SUKSES itu menular dan GAGAL juga menular. Maka mendekatlah dengan keluarga-keluarga sukses, pelajari ilmu mereka, maka jangan kaget beberapa saat anda akan mengikuti kesuksesannya.
Bagaimana mencapai mimpi bersama keluarga?
Dengan duduk bersama semua anggota keluarga, utarakan mimpi masing-masing. Jangan pernah meremehkan mimpi anak, apalagi mentertawakannya. Kalau perlu bikin agenda rapat keluarga tiap berapa bulan sekali. Rangsang anak untuk membuat vision board mimpinya. 1 anak 1 vision board.minta anak menempel mimpinya di karton, tulis deadline pencapaiannya, arahkan anak dalam mencapai mimpinya pertahapan (breakdown).share mimpi,dukung semua mimpi menjadi mimpi bersama. Buat manajemen donat, tahun ini,mimpi terdekat siapa yang akan digol kan.
Bagaimana cara menumbuhkan mimpi anak usia 3-5 tahun?
Tumbuhkan mimpi dengan mengajaknya bercerita, mendongeng, ajar anak kisah-kisah para nabi, kisah orang sukses, kenalkan dengan tokoh-tokoh yang menginspirasi dan sesuai minat anak, misal anak ingin menjadi ulama, kenalkan dengan tokoh-tokoh ulama, fotonya, sejarah hidupnya dll.yang perlu jadi catatan, usia tk sampai dengan sd kelas 3, izinkan anak bermain dalam kesehariannya, main sebanyak mungkin aneka ragam jenis permainan.karena memang rentang usia seperti ini waktunya anak senang bermain.dengan bermainlah dia sesungguhnya belajar. Tinggal pintar-pintarnya orangtua menstimulus dan mengarahkan anak mau main apa, porsi mainnya bagaimana dan jenis permainannya apa saja.ini dimaksudkan agar anak kita punya pengalaman belajar yang banyak sebelum ia menentukan pilihan apa impiannya nanti.
Kegiatan apa yang dapat menumbuhkan mimpi anak?
Beri anak beraneka ragam kegiatan dirumah selain sekolah. Contohnya, menari,menyanyi, menggambar, menulis, olahraga (renang, lari, memanah), jalan-jalan ke pasar, ke stasiun kereta, ke stadion bola, ke danau, laut, kebon binatang, dll. Hal ini untuk menambah pengalaman belajar anak. Anak tidak akan tahu mimpinya apa, jika ia tidak memiliki pengetahuan/pengalaman tentang itu, hingga ia dapat memilih kegiatan apa yang paling menarik hatinya. Gali, amati kesukaan anak-anak kita. Jangan menggunakan metode tutup lobang contoh anak kita tdk bisa matematika, sorenya dirumah dileskan matematika. Anak akan bertambah stress karena dia tidak suka matematika. Yang baik adalah metode membangun gunung, jika anak suka sekali menggambar, maka leskan ia menggambar.anak semakin ceria dan tidak tertekan.konsepnya, cari aktivitas mana yang membuat anak tidak pernah merasa jenuh hingga  anak akan merasa enjoy (menikmatinya)—easy (terasa mudah, karena ini sesuatu yang dia sukai)—excellent (hasilnya akan maksimal)--- earn( dan akhirnya bisa jadi malah menghasilkan uang).
Untuk anak usia kelas 4  (anak bu septi rata2 dibangun mimpinya mulai kelas 4), bagaimana cara menumbuhkan mimpinya?
Usia kelas 4 SD anak sudah bisa diajak berfikir, ingin jadi apa, hari ini ingin ngapain untuk mencapai mimpinya. Mimpi itu berkaitan denga potensi dan bakat anak, fokuskan saja kearah sana. Ajak brainstorming, ngobrol, berpendapat, bercerita. Ajak anak buat vision board, tempel sebanyak-banyaknya mimpi anak, ajak ia sholat, berdo’a dan jangan pernah meremehkan mimpi anak. Ajar anak untuk ATM (amati-tiru-modifikasi). Sukses itu menular, jika kita mengikuti langkah orang-orang sukses, maka kesuksesan sudah didepan mata. Setelah itu ajarkan anak sharing tentang mimpinya, bisa dengan memulai presentasi di depan kita atau didepan teman-temannya, ungkapkan saja dengan bahasa anak-anak sendiri, kita akan tercengang-cengang dengan hasilnya..kekuatan imajinasi berbicara.
Bagaimana jika anak banyak mimpi? Sebenarnya mimpi yang mana yang dia benar2 inginkan?
Tidak apa-apa anak banyak mimpi. Ajak saja buat vision board, tempelkan semua mimpinya dengan seksama. Ajarkan anak untuk memilih yang paling diimpikannya (passionnya), ikuti saja, tugas orangtua hanya sebagai fasilitator, yaitu bertugas membuat kegiatan yang aneka ragam sebanyak mungkin sebagai pengalaman belajar anak selain disekolah, orang tua juga yang mengajarkan anak untuk membreakdown mimpinya agar jalan menuju mimpinya  tidak tersesat. Sebagai orang tua,  memang harus mempersiapkan rumah sebagai laboratorium mimpi anak-anak  kita. Jika anak bermimpi menjadi chef, maka biarkan dapur menjadi laboratorium anak kita. PENTING : Biarkan anak-anak mempunyai mimpi sendiri jangan sekali-kali memaksakan mimpi kita menjadi mimpi mereka. Mengarahkan boleh dalam rangka memberikan wawasan, tapi membelokkan sesuai keinginan ortu tidak diperbolehkan, ingat ya parents…^_^
Jika terkendala dengan uang, bagaimana kita mendukung mimpi-mimpi anak kita?
Mulai dan jalani saja dulu dengan kegiatan yang tanpa mengeluarkan uang. Jalankan peran kita semampu kita, gunakan fasilitas dari ALLAH yang gratisan. Nanti akan timbul kreativitas kita sebagai orangtua saat itulah sesungguhnya Allah tengah membantu kita.
Bagaimana cara kita konsisten dengan mimpi yang telah kita buat?
Pentingnya share ke banyak orang adalah orang-orang ini bisa memantau diri kita dan anak kita ttg perjuangan mimpi yang telah kita sharing, minimal malu kalau kita sampai tidak bergerak untuk mencapai mimpi yang telah kita share tadi ^_^ bisa juga dengan saling mengingatkan antar suami istri, suami lupa istri ingatkan, istri lupa, suami ingatkan. Asal jangan lupa dua-duanya :Db egitu pula saat anak lupa, orangtua yang mengingatkan.  ingat, Anak-anak belajar bukan untuk mencari angka di rapor tetapi sesungguhnya mereka belajar untuk meningkatkan derajat nilai hidupnya lebih tinggi di masa depan.
Perlukah anak dibuatkan jadwal belajar?
Biarkan anak melihat jalan hidupnya sebagai arena dan pengalaman dia belajar. Jadi tidak ada jadwal belajar karena semua yang dilakukan anak hakekatnya adalah Tholabul ‘Ilmi.
Sekian dulu bahasan resume webinar perdana ini dari saya. Mohon maaf jika ada kesalahan, bila ada kata-kata yang kurang berkenan serta kesalahpahaman saya dalam menangkap isi materi ini….ya teman-teman… mohon masukan dan tambahan ilmunya dari teman-teman IIP tercinta yang ingin berkomentar….silahkan…^_^
Salam hangat,  

Yeni Nurjannah Siti*  
*Penulis adalah Bunda dari 2 putri yang masih banyak belajar tentang parenting (praktisi parenting---istilahnya mbak Jazimah Al Muhyi:). Ia mempunyai mimpi yang sangat sederhana,tapi butuh selaksa perjuangan, konsisten dan komitmen untuk mencapainya ditahun ini yaitu ingin sekali melihat anak nya yang kedua dapat berjalan dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sehari-hari, bebas dari diapers, mampu berkomunikasi lebih ekspresif, bisa mengajarkannya ilmu2 yang dibutuh kan untuk bekal kemandiriannya dimasa depan dan untuk anak saya yang pertama saya harapkan tahun ini dapat membaca Al Qur’an dan dapat membaca buku-buku tentang dongeng islami dengan riang dalam rangka memenuhi keingintahuannya tentang kisah-kisah Rasulullah dan para sahabat, bisa memberikannya akses belajar seluas-luasnya tentang story telling atau mendongeng kepada para pakarnya,sehat selalu dan selalu jadi penyejuk mata bunda dan ayah.
Mimpi saya yang terdalam adalah menjadi ibu professional,bunda yang cekatan,mandiri dalam finansial dan dapat menjadi dokter pribadi bagi keluarga kecil saya.sedangkan keinginan terbesar adalah suatu saat nanti ingin memiliki taman bacaan, mampu mendirikan klinik thibbun nabawi bagi anak2 dan orang-orang yang membutuhkan motivasi dan pertolongan serta menuliskan dan menerbitkan pengalaman saya dalam sebuah buku tentang upaya mewujudkan itu semua..Aamiin..^_^
DREAM IT, SHARE IT, DO IT, AND GROW IT !!! 
semangat...!!^^esuai targetnya) Aral lah yang menerima penghargaan Young Change Maker dari ketekunannya mendedikasikan mimpi. Jadi jangan terkejut jika suatu hari mungkin kita bisa menjumpai  Ara di Australia, karena memang kuliah disana adalah salah satu mimpinya yang lain karena kecintaannya pada susu. Bukankah Australia terkenal karena produk-produk susunya?:D
Elan, anak bungsu sekaligus satu-satunya anak lelaki dari pasangan Pak Dodik dan Bu Septi mempunyai mimpi menjadi ahli robot. Ia mulai membangun mimpinya pada usia 7 tahun (sekitar usia kelas 1 sd)



1 komentar:

Posting Komentar