CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 22 Juni 2012

Mengobarkan Kembali Semangat Para Ibu Jogja Utara


“Anda akan tetap menjadi orang yang sama seperti sekarang dalam 5 tahun mendatang,
kecuali buku yang anda baca dan orang yang anda temui” – Charles Jones
Tentu saja sebagian besar dari para ibu ingin menjadi pintar, berpengetahuan luas, mempunyai pendapat yang cerdas, dan kemampuan untuk melakukan percakapan yang menyenangkan dengan orang lain. Tapi terkadang semuanya menjadi tidak mudah ketika sepanjang hari tugas ibu hanya berputar disekitar memasak, antar-jemput sekolah dan les anak, hingga harus ikut menemani menonton film kartun kegemaran anak-anak.
Semuanya bisa dipelajari dengan mudah sewaktu kita masih kecil atau di usia sekolah—kita di bombardir dengan banyak hal baru yang menyenangkan untuk dipelajari. Tapi sewaktu kita masuk kedalam “pagar” menjadi ibu (orangtua), tombol kita berubah dari “belajar” menjadi tombol “bertahan hidup”. Beberapa teman yang sudah menjadi ibu antara 2-10 tahun berkata bahwa otaknya sudah beku dan sudah tidak bisa buat belajar lagi sejak lulus kuliah dulu, karena harus mengurusi anak dan suami. Kondisi “hilang semangat belajar” ini banyak dialami oleh para ibu. Hingga pada saat Institut Ibu Profesional (IIP) bisa diakses di Jogja, banyak ibu yang berkesempatan mengobarkan kembali api “semangat belajar” nya yang pernah padam dengan belajar bersama melalui pemanfaatan tehnologi.
Tantangan selanjutnya adalah aksesibilitas IIP Jogja yang baru menjangkau ibu-ibu di bagian selatan Jogja. Bagaimana dengan para ibu dengan masalah “padam semangat belajar” yang berada di utara Jogja? Berdasarkan penelitian tentang Parenting dan Kemandirian Belajar, ibu dengan semangat belajar yang tinggi, menularkan semangat belajar yang tinggi pula ke anak-anaknya, sehingga anak tumbuh menjadi pembelajar mandiri (Murphy, 2009). Ide dasarnya adalah hangatnya kobaran semangat belajar para ibu IIP Jogja bagian selatan, seharusnya juga menghangati para ibu diseluruh kawasan Jogja.
Untuk itu, mulai tanggal 20 April 2012, kuliah rutin IIP juga diadakan di suatu perumahan di Jl. Kaliurang km 10, dimana para ibu disini minim pengetahuan tehnologi. Karena akses internet yang tidak memadai jika berada didalam ruangan, maka para ibu ini pun memilih mengikuti kuliah rutin IIP di pos ronda. Selama ini pos ronda menjadi tempat nongkrongnya para bapak, sehingga pada saat kegiatan kuliah rutin diadakan, banyak para bapak yang tanya dan penasaran kenapa para ibu ada di pos ronda. Keuntungan lainnya menjadikan pos ronda sebagai tempat belajar bersama adalah kemudahan untuk mengawasi anak-anak bermain sambil mencerna materi kuliah rutin yang disampaikan mbak Septi tentang Kecerdasan Finansial Pada Anak.
Sepanjang kuliah rutin tersebut, para ibu di perumahan Jogja utara ini banyak mengeluarkan masalah-masalah pribadi yang berkaitan dengan tema kuliah rutin tersebut. Keluhan dari “Anakku sih semangat kalau suruh jualan di sekolah, tapi ibu nya yang malas nggak sempat”, “Tugas anak kan sekolah, lha kalau disekolah dia jualan, nilainya malah jelek dong”, hingga keluhan tentang banyaknya cicilan yang harus dilunasi, suami yang berwirausaha sehingga tidak bergaji tetap, dan lain sebagainya. Celotehan para ibu ini sangat menarik karena ternyata pada dasarnya mereka senang mendapatkan ruang dan kesempatan untuk belajar bersama dengan media yang ramah ibu dan anak; tanpa harus meninggalkan rumah dan anak. Tehnik kuliah rutin online seperti ini adalah tehnik jitu untuk mengobarkan kembali semangat belajar para ibu yang belum terjangkau tehnologi.

By : Ully Pitaloka (IIP Jogjakarta)

0 komentar:

Posting Komentar