CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 13 Maret 2012

KOMUNIKASI PRODUKTIF

Komunikasi adalah jembatan antara diri kita dengan dunia luar. Semakin baik dan lancar komunikasi kita, maka akan semakin bagus hubungan kita dengan dunia luar. Semakin bagus komunikasi kita berarti akan semakin sedikit kesalahpahaman yang terjadi dengan orang lain. Seorang ibu adalah matahari di keluarganya, semua kebiasaanny a akan menular kepada anak-anaknya. Apabila seorang ibu mempunyai kemampuan komunikasi yang bagus, sang anak pun akan mewarisnya.
Sebuah kesuksesan sangat erat hubungannya dengan komunikasi. Biasanya orang-orang sukses meiliki kemampuan komunikasi yang bagus. Disamping itu mereka juga memilki kebiasaan yang tidak sewajarnya, tidak dikerjakan orang-orang pada umumnya, abnormality. Sukses bisa dikatakan sama dengan abnormality karena mengerjakan sesuatu yang tidak dikerjakan oleh orang lain. Jika kebanyakan orang tidur 8 jam per hari, maka orang sukses mungkin hanya tidur 4 jam per hari. Jika orang pada umumnya orang berpikiran mengikuti arus masyarakat, maka orang sukses akan berpikir diluar mainstream dsb.
Disamping bersifat abnormal, orang sukses biasanya juga memiliki mental warrior (pejuang sejati yang tidak pernah menyerah terhadap kondisi apapun). Hilangkanlah mental Mr. Ah Bad yang selalu menyalahkan keadaan di luar dirinya yang selalu buruk, selalu menyalahkan orang lain. Jauhi mental Mr. Coldwater yang selalu menanggapi dingin orang lain, tidak pernah antusias. Jauhi mental Mr.LoseLose sang pecundang sejati, kalah sebelum bertanding. Jika kita bisa menghilangan mental Mr.Ah Bad, Mr.Coldwater, Mr. LoseLose dari dalam diri kita terlebih dulu, maka komunikasi kita akan jauh lebih produktif. Komunikasi akan produktif jika paradigma di dalam diri kita positif lebih dahulu.
Disamping paradigma positif lebih dulu, kesuksesan komunikasi juga sangat ditentukan oleh pemilihan kata-kata. Kosakata adalah output dari cara kita berpikir. Jika cara berpikir kita positif maka outputnya berupa kosakata yang positif pula dan begitu sebaliknya. Kosakata juga memiliki energi. Jika kita memilih kosakata yang positif maka akan berimbas positif pula terhadap diri kita. Contoh, apabila kita sedang dilanda masalah besar dan kita mengatakan kepada diri sendiri atau orang lain dengan kata “masalah” serta ekspresi wajah berkerut, bahu tertunduk, maka semakin beratlah masalah tersebut. Tapi jika kita menyebutnya dengan “tantangan” dengan ekspresi wajah bersinar-sinar dan bahu tegap , maka otak kita secara otomatis akan bekerja mencari solusi dari masalah tersebut. Begitu pula dengan kata “susah” yang menyebabkan otak kita ditimpa beban berat sekali, bila diganti dengan kata”tantangan” akan menyebakan otak lebih ringan bekerja. Pemilihan kata akan memberi efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup kita lebih berenergi dan lebih bermakna. Pemilihan diksi (kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya. Jika diri kita emosinal, maka kemungkinan diksi kita juga emosional. Jika diri kita wise maka kosakata kita pun ikut bijak.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar komunikasi kita lebih produktif :

1. Otak tidak bisa memahami kata “JANGAN”.
Contoh : Jangan bayangkan ada kucing betina, manis, langsing berwarna putih yang memakai dasi kupu-kupu di lehernya dan ekornya mencuat ke atas. Apa yang terjadi? Yang terjadi adalah kita justru membayangkan kucing tersebut secara detail. Otak kita tidak bisa memahami perintah “Jangan”.

2. Keep Information Short & Simple (KISS).
Kita akan lebih mudah memahami informasi yang simpel, kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk. Contoh : “Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur, taruh baju kotor di mesin cuci, kemudian sisirlah rambutmu, rapikan tempat tidurmu, kerjakan PR mu, matikan komputer, baru boleh main.” Apa yang terjadi? Sang Anak lupa semua perintah ibunya, karena perintahnya terlalu banyak. Otak tidak bisa mencerna dengan baik kalimat majemuk yang terlalu panjang.

3. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah.
Berdasarkan hasil penelitian, keefektifan komunikasi ditentukan oleh :
• Verbal : 7%
• Non Verbal : 93% (Intonasi 38%, Body Language 55% )
Contoh :
1. “Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)
2. “Nak, tolong ambilkan buku itu !” ( tegas, merengut, tanpa menatap wajahnya)
Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan senang hati. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku sambil merengut pula.
4. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan.
Contoh :
1. “Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan belajar giat”
2. “Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”
Perintah pada poin 1 jelas dan mudah dipahami, anak akan menangkap dan memahami pesan tersebut sebagaimana yang dimaksudkan ibunya. Sedangkan poin 2, pesan yang ditangkap adalah jangan ngegame terus.

5. Fokus ke depan, bukan masa lalu
Contoh :
1. “Nak, hasil raportmu kurang bagus. Ibu berharap semester depan belajar lebih giat lagi dan nilai matematika minimal 7.”
2. “Nak, nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”
Poin 1 fokus ke depan, anak bisa menangkap maksud ibunya dengan bagus. Poin 2 fokus pada masa lalu, tidak jelas maksud yang diinginkan.

6. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”
Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul , maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.

7. Fokus pada solusi bukan pada masalah
Kebanyakan orang fokus pada masalah bukan solusi. Hal ini menyebabkan masalah berlarut-larut tanpa ada solusi sehingga masalah semakin menumpuk. Contoh : Ada seorang anak menelpon ibunya sambil menangis karena menjatuhkan piring. Anak tersebut kebingungan cara membereskan pecahan piring. Ibu yang berorientasi pada solusi akan menyuruh anak tersebut untuk memakai sandal, mengambil lap basah, membersihkan pecahan piring tersebut dengan lap basah, kemudian membuang pecahan piring beserta lap basahnya sekalian. Sedangkan ibu yang berorientasi pada masalah akan menanyakan faktor penyebab jatuhnya piring serta menyalahkan keteledoran anak. Hal ini menyebabkan anak merasa jengkel dimarahi ibunya, sehingga ada kemungkinan dia membersihkan pecahan piring dengan teledor yang bisa mengakibatkan tangannya berdarah terkena kaca.

8. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan
Umar bin Khattab ra berkata,”Catatlah kebaikan anak dan lupakanlah kesalahannya”. Semua kebaikan dan keberhasilan anak hendaklah diberi pujian secara lisan. Hal ini sangat penting karena akan menimbulkan rasa percaya diri dan meningkatkan harga diri anak. Sedangkan kesalahan anak, kita boleh mengkritiknya, setelah itu lupakanlah. Kita ungkapkan secara lisan kritikan terhadap kesalahan anak tidak didepan anggota keluarga lainnya, hanya empat mata antara kita dengan dirinya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga harga dirinya. Setelah kita mengkritik dan memarahi anak, peluklah ia, katakan padanya bahwa sebenarnya kita marah justru karena sangat menyayanginya.

Itulah tip-tips praktis agar komunikasi kita semakin produktif dan kita bisa menghindari miskomunikasi seminimal mungkin. Dengan demikian maksud yang ingin kita sampaikan bisa ditangkap dengan jelas oleh komunikan, terutama oleh anak-anak kita. Karena anak yang terbiasa berkomunikasi bagus dengan ibunya, akan meneruskan kebiasaan tersebut kepada lingkungan sekitarnya. Kemampuan komunikasi adalah salah satu faktor pendukung utama kesuksesan seseorang. Tentunya kita tidak ingin anak terhambat kesuksesannya karena faktor komunikasi yang buruk.

BANGGA MENJADI IBU PROFESIONAL

Semua pekerjaan apabila dilakukan secara professional maka akan menghasilkan kesuksesan. Apapun pekerjaan kita menuntut sebuah profesionalitas dan totalitas. Seorang guru yang professional akan lebih berhasil mengantarkan anak didiknya dibanding guru yang apa adanya. Seorang dokter yang professional di bidangnya akan lebih berhasil menyembuhkan pasien. Begitu pula dengan soerang ibu. Dia akan lebih berhasil mengantarkan keluarganya menuju gerbang kesuksesan baik di dunia maupun akhirat apabila menjalankan profesinya secara professional.
Menjadi seorang ibu adalah sebuah keniscayaan bagi setiap perempuan. Selama ini paradigma yang terbentuk di masyarakat tentang seorang ibu masih belum benar. Masyarakat umum beranggapan bahwa apabila seorang perempuan telah memasuki gerbang pernikahan maka secara otomatis akan menjadi seorang ibu yang sudah paham seluk beluk rumah tangga. Padahal dalam realitas masih sering kita jumpai para kaum ibu yang menjalankan tugasnya apa adanya tanpa dibekali pengetahuan mencukupi. Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT) adalah hal sepele, remeh, bukan hal yang utama. IRT bukanlah sebuah profesi yang menuntut pengetahuan mendalam tentang parenting, edukasi dll. Hanya segelintir masyarakat yang sudah memahami akan pentingnya profesionalitas seorang IRT.
IRT adalah salah satu jenis profesi sebagaimana profesi lainnya semisal dokter,guru,insinyur dll. Pekerjaan IRT juga memerlukan ilmu yang mumpuni. Padahal dalam kurikulum pendidikan kita dari SD - Perguruan Tinggi tidak pernah diajari materi-materi parenting ataupun kerumah tanggaan lainnya. Sehingga wajar apabila mayoritas kaum perempuan tergagap-gagap ketika memasuki dunia pernikahan dan menyandang gelar baru sebagai ibu. Meskipun bergelar sarjana belum tentu menjamin akan berhasil menjadi seorang IRT professional. Tapi tentu saja seorang sarjana akan lebih baik mendidik anak-anaknya dibanding yang tamatan SMA saja.
Pekerjaan mengurus rumah tangga ternyata cukup menguras tenaga, tidak kalah beratnya dengan pekerjaan lainnya. Bahkan jam kerjanya lebih panjang dari pekerjaan manapun, nyaris 24 jam per hari. Jam istirahatnya tidak menentu seperti pegawai kantoran. Meski terlihat remeh tapi ada saja pekerjaan yang harus diselesaikan, dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lainnya. Pekerjaan rumah tangga bukan hanya mengerjakan hal-hal teknis saja yang semua orang bisa melakukannya seperti memasak, mencuci, bersih- bersih rumah. Ada yang lebih penting dari itu semua yaitu mendidik anak-anak.
Seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Baik buruknya anak sangat dipengaruhi oleh faktor Ibu. Biasanya anak-anak yang sukses memiliki Ibu yang cerdas. Cerdas dalam arti mampu mengarahkan si anak sesuai kemampuan, minat dan bakatnya. Cerdas dalam arti mampu melejitkan potensi diri anak. Dan sebaliknya, anak yang kurang berhasil biasanya disebabkan oleh kekurangpahaman sang Ibu untuk membimbing dan mengarahkan.
Agar mampu mengarahkan anak sesuai dengan minat dan bakatnya tentu kita sebagai Ibu harus membekali diri dengan ilmu terlebih dulu. Ilmu agama, psikologi, parenting, edukasi, kesehatan, keuangan dll. Kita tidak harus mempunyai ijazah resmi di bidang tersebut, yang penting ada kemauan belajar agar menguasai bidang-bidang yang akan kita ajarkan kepada sang anak. Saat ini berbagai kemudahan dapat kita peroleh melalui kecanggihan teknologi. Internet menyediakan segala informasi yang kita butuhkan. Begitu pula perpustakaan dan toko-toko buku memiliki koleksi buku apapun yang kita inginkan. Asal ada kemauan pasti ada jalan.
Ibu Profesinal adalah seorang “guru privat” 24 jam bagi anaknya. Kita membimbing mereka sejak dari dalam kandungan hingga dewasa. Sebagai guru privat kita wajib mengajari mereka semua mata pelajaran di sekolahnya. Pelajaran berhitung, membaca, bahasa, berjiwa mandiri, berekspresi kreatif, dan pelajaran motivasi untuk maju. Jika di awal kehidupannya kita sudah mampu membangun pondasi positif dengan kokoh, maka ketika dewasa si anak akan lebih mudah menjalani kehidupannya dengan penuh rasa percaya diri. Rasa percaya diri adalah modal awal intuk meraih kesuksesan.
Ibu Profesional juga seorang manusia biasa yang mudah mengalami kejenuhan dalam menjalani rutinitas tugas hariannya. Hal ini sangat wajar, tapi bukan berarti kita menoleransi kejenuhan dan stagnasi. Agar tidak jenuh dan stagnan kita membutuhkan suatu komunitas yang mempunyai passion sama untuk saling mengingatkan dan menguatkan. Kita memerlukan komunitas pembelajar yang tidak pernah berhenti belajar demi perbaikan diri. Ibu Profesional adalah seorang pembelajar sejati. Seorang pembelajar yang akan mentransfer ilmu-ilmunya untuk anak tercinta.
Seorang ibu juga juga seorang pribadi yang mempunyai minat, bakat, hobi, dan keinginan untuk mengekspresikan dirinya di masyarakatr. Sah-sah saja seorang ibu menyalurkan hobi, mengekspresikan diri, memberi kontribusi kepada masyarakat asalkan tidak mengganggu pekerjaan utamanya dirumah. Dengan mengekspresikan diri akan menumbuhkan rasa percaya diri yang tinngi. Selama ini profesi IRT disandang dengan rasa minder, tidak percaya diri. Selama ini kita merasa “bukan siapa-siapa” jika hanya menyandang status IRT. Merasa menjadi orang yang tak berguna jika setelah menikah hanya menjadi IRT sepenuhnya. Bila sewaktu menjadi aktifis kampus, agenda rapat adalah sesuatu yeng membuat kita merasa berarti, sekarang agenda belajar dan berkumpul di komunitas pembelajar adalah sama berartinya. Bila sewaktu menjadi karyawati kantor, melaksanakan tugas sesuai target adalah sebuah prestise, sekarang memberikan kontribusi riil bagi kemajuan kaum ibu lainnya adalah sama prestisenya.
Inilah saatnya kita merubah paradigma yang selama ini melekat di pundak ibu rumah tangga dari sosok yang minder, pemalu, tidak percaya diri menjadi sosok yang penuh percaya diri, cerdas, dan mampu mengekspresikan dirinya di masyarakat. Cerdas dalam arti menguasai dengan baik tugas-tugasnya dan tak pernah berhenti belajar untuk memperbaiki diri. Percaya diri bahwa profesi sebagai ibu sama prestisenya dengan profesi lainnya. Rasa percaya diri ini dapat menumbuhkan aura positif para ibu ketika membimbing putera-puterinya sehingga mereka menangkap contoh yang positif dari ibu tersayang. Sedangkan ekspresi diri adalah puncak prestise IRT yang telah mampu melejitkan potensi diri sebaik-baiknya. Inilah saatnya kita katakan kepada dunia : “SAYA BANGGA MENJADI IBU PROFESIONAL...! “


By : Widi Astuti ( Humas Institut Ibu Profesional Salatiga)

MENGENAL INSTITUT IBU PROFESIONAL

Berawal dari kepedulian Bunda Septi terhadap peningkatan kualitas kaum ibu di Indonesia, maka terlahirlah Institut Ibu Profesional. INSTITUT IBU PROFESIONAL (IIP) adalah komunitas para ibu yang memiliki kepedulian tinggi terhadap peningkatan kualitas hidup berbangsa dan bernegara melalui pendidikan anak dan keluarga. Keluarga adalah pondasi utama dari suatu negara. Apabila suatu negara terdiri dari kumpulan keluarga yang berkualitas, maka otomatis negara tersebut akan menjadi negara yang berkualitas pula. Sedangkan seorang Ibu adalah pilar utama dari sebuah keluarga. Dia akan sangat menentukan baik buruknya sebuah keluarga. Seorang Ibu yang cerdas akan mengeluarkan output berupa keluarga yang cerdas pula. Sedangkan seorang ibu yang apa adanya akan mengeluarkan output berupa keluarga yang apa adanya juga. Oleh karena itu pendidikan bagi seorang Ibu sangatlah penting. Karena dapat dikatakan bahwa seorang ibu secara tidak langsung adalah pilar utama sebuah negara.
Institut Ibu Profesional berusaha mewujudkan sosok ibu profesional tersebut dengan cara membekali para Ibu dengan ilmu-ilmu parenting, edukasi, psikologi, komunikasi, kesehatan, keuangan dll. Ibu Profesional adalah seorang pembelajar sejati yang tak pernah berhenti belajar memperbaiki diri. Guna mewujudkan sosok pembelajar sejati ini Institut Ibu Profesional mengadakan perkuliahan dan kegiatan sebagai berikut :

Bunda Sayang
Kegiatan dalam mengembangkan materi, teknologi, metode, peralatan dan pelatihan dalam melatih dan mengembangkan ketrampilan dasar anak . Kegiatan ini berupa kuliah rutin seminggu sekali. Kuliah berupa pembekalan Ilmu dan ketrampilan dasar dalam mendidik anak seperti belajar membaca dengan gembira, matematika yang mudah dan menyenangkan, mengaji dengan sukacita, megembangkan kreativitas anak, pola komunikasi yang sehat, bahasa Inggris dan lain sebagainya.

Bunda Cekatan
Kegiatan dalam mengembangkan materi, teknologi, metode, peralatan, dan pelatihan dalam mengembangkan potensi diri perempuan sebagai individu, ibu, dan istri. Pembekalan Ilmu dan ketrampilan dalam mengelola rumah tangga seperti menata rumah yang sehat, menyusun menu 10 hari, safety riding/safety driving, berinternet secara sehat, dan lain-lain.

Bunda Produktif
Kegiatan dalam mengembangkan potensi ekonomi para perempuan melalui pelatihan, pengadaan sarana, jaringan, dan pendanaan. Pembekalan Ilmu dan ketrampilan dalam mengelola financial keluarga dan kewirausahaan. Para ibu akan membangun jejaring ekonomi sehingga dapat mandiri secara financial.

Bunda Shalihah
Kegiatan dalam menumbuhkan karakter dan profesionalitas para perempuan/ibu. Pembekalan Ilmu dan ketrampilan dalam meningkatkan kualitas spiritual. Para ibu akan didorong untuk bersedekah ilmu secara lebih intensif.

Perempuan \ Perempuan
Pendidikan dan pelatihan bagi perempuan yang belum menikah, menyongsong pernikahan, dan pengantin baru guna mempersiapkan diri menjadi Ibu Profesional

Khasanah Ibu Profesional
Bank data yang berisikan informasi para ibu yang berhasil mengaktualisasikan diri sebagai Ibu Profesional dan contoh-contoh perilaku dan aktivitasnya.

Konsultansi Ibu Profesional
Konsultansi perempuan berkenaan dengan upaya menjadi Ibu Profesional dan permasalahan yang dihadapinya

Penelitian Ibu Profesional
Penelitian dalam perkembangan perempuan, aktivitas, hak-hak

Komunikasi Ibu Profesional
 Video
 Majalah
 Website (www.ibuprofesional.org dan FB : Institut Ibu Profesional)
 Televisi
 Radio
 Radio komunitas
 Dll

Sifat Organisasi
Terbuka dan tidak SARA. Tidak berpihak pada partai dan aliran politik

Kebijakan Dana
Dana diperoleh dari sumber-sumber yang sah, halal, baik dan tidak bersyarat mengikat:
Kegiatan Produktif
• Training/Seminar/dll
• Event
• Konsultansi
• Majalah/Buletin
• Video
• Informasi
• Sarana dan Alat Pendidikan
• Merchandise
• Dll

Semua kegiatan Institut Ibu Profesional ini dilaksanakan dari, oleh dan untuk para ibu. Semuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas para ibu khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kami mengajak semua kaum Ibu di Indonesia untuk mengakselerasi hidup dengan cara bergabung bersama kami, belajar bersama-sama untuk memperbaiki diri dan keluarga.
Saat ini kegiatan Institut Ibu Profesional sudah dilaksanakan secara intensif di 2 tempat yaitu:

Di Salatiga:
 Kuliah Rutin setiap hari Rabu. Kelas pagi diselenggarakan pada jam 09.00 – 10.30, kelas sore jam 15.30 – 17.00. Setiap kelas dihadiri oleh 30 ibu. Bertempat di kediaman Ibu Septi, Jl Margosari Pr 4 Salatiga.
 Kuliah Umum yang diikuti oleh seluruh anggota keluarga, ibu, bapak dan anak-anak setiap bulan, pada hari Minggu di minggu pertama. Pesertanya sekitar 120 keluarga. Biasanya dilaksanakan di School of Life Lebah Putih.

Di Singapore:
 Distance Learning melalui video conference setiap hari Senin jam 09.00 – 10.00 WIB, diikuti oleh 40 - 50 ibu di Singapore.
Family Gathering sebulan sekali berupa kuliah tatap-muka untuk ibu dan bapak, serta sarang kreasi untuk anak-anak

Semua kegiatan perkuliahan dan aktivitas Institut Ibu Profesional bertujuan untuk membentuk suatu komunitas perempuan yang tangguh, memiliki rasa percaya diri tinggi, terus-menerus mengembangkan diri, memahami dan terampil dalam membina dan mengembangkan anak, mengelola keluarga, dan memiliki akhlak yang mulia. Model Ibu Profesional seperti ini tentu tidak bisa diwujudkan secara instan, perlu waktu dan usaha sungguh-sungguh untuk mewujudkannya.


Itulah sekelumit gambaran tentang Institut Ibu Profesional. Bagi anda yang tertarik bergabung bersama kami, caranya sangat mudah. Anda cukup mengisi formulir pendaftaran dan mengganti biaya cetak membercard sebesar Rp. 20.000,- maka secara otomatis anda sudah terdaftar sebagai anggota. Atau anda berminat untuk membuka cabang di kota anda, kami persilahkan untuk menghubungi Humas kami.

Alhamdulillah saat ini sudah dibuka Institut Ibu Profesional di beberapa kota, yaitu sebagai berikut :

1. Institut Ibu Profesional Salatiga
Jalan Margosari PR 4 Salatiga
telp : 0298 - 326217
mobile : 0888 2500 440
email : ibuprofesional@gmail.com
PIC : Ibu Dian Farida Anies ( FB : Dian Farida Anies)

2. Institut Ibu Profesional Singapore
774 Bedok Reservoir Road #03 - 113
Singapore
telp : +65 902751526
email : novifitriani@gmail.com
PIC : Novi Fitriani (FB: Novi Fitriani )

3. Institut Ibu Profesional Jogjakarta
Kanoman RT 04 Rw 05 no 11 B
Banyuraden Gamping Sleman Jogjakarta
Telp/Hp : 0813 9180 3748
email :dian_manisqu@yahoo.com
PIC : Dian Purwaningsih ( FB: Dian Pamungkas)

4.Institut Ibu Profesional Rengas Dengklok
Perum Pratama Asri Blok C / 23 Bedeng Rengasdengklok
Telp :0852 8331 3485
email : ibuprofesionalrengasdengklok@yahoo.com
PIC : Lina Prihatin (FB: Lina Ibune Azzam)


Inilah saatnya kita mengakselerasi hidup dan membuat hidup lebih bermakna dengan cara memperbaiki diri tiada henti untuk mempersembahkan yang terbaik dari diri kita bagi kemajuan keluarga, agama, negara dan bangsa.....salam Ibu Profesional!

Sabtu, 03 Maret 2012

LIMITED EDITION


"Limited Edition".... kata itu membuat saya tersadar bahwa semua manusia adalah edisi khusus dari Allah SWT yang tidak akan ada serinya lagi. Dan itu membuat kepercayaan diri saya tumbuh lagi setelah beberapa waktu ini hampir hilang. Dimana selama saya sakit, saya merasa rapuh, tidak berguna dan kurang bersemangat.

Saat Bunda Septi berkata tentang hal itu, saya baru sadar dan menyadari bahwa walaupun saya sakit atau apapun keadaan saya ternyata saya adalah Edisi Khusus dari Allah dan harusnya saya berbangga diri karenanya. Tidak akan ada orang sedunia ini yang benar-benar sama walau kembar sekalipun pasti mereka memiliki perbedaaan. Oleh karena kita adalah Limited Edition dari Allah maka seyogyanya kita harus bisa menjadi orang yang dicari banyak orang dan menjadikan diri kita terbaik dalam edisi kita.

Badan boleh sakit tetapi ruh / pikiran kita janganlah sampai ikut sakit. Kita mudik kembali kepada-Nya itu pasti, hanya kapan waktunya tidak ada seorangpun yang pernah tahu. Dan tiket untuk mendapatkan Mudik Asyik adalah suami dan anak-anak kita. Maka dari itu saya ingin sekali menjadi ibu dan istri yang didambakan dalam keluarga saya. Saya mempunyai suami yang gagah, ganteng. setia. Saya juga mempunyai anak yang tampan, keren dan luar biasa. Tetapi kenapa saya selalu menilai keburukan dari mereka dan jarang mencatat kebaikan-kebaikan mereka. Jadi yang ada hanya kurang, kurang dan kurang.

Ternyata benar kata Bapak Bambang Nugroho : segala sesuatu itu tergantung diri kita untuk mengatur hati dan pikiran/ persepsi kita masing-masing. Apakah mau melihat sesuatu dari kacamata positif ataukah sebaliknya yaitu negatif. Pantas saja saya sering migren karena otak saya lebih banyak bekerja yang sebelah kiri. Yang menyebabkan bekerjanya otak saya kurang seimbang. Apalagi setelah melihat anak-anak didik Pak Ciptono saat kuliah umum "Menjadi Guru Luar Biasa", rasanya saya ingin menangis dan dalam hati saya penuh kekaguman pada mereka. Memang secara fisik mereka terlihat cacat tetapi di dalamnya mereka benar-benar mutiara. Mutiara Berbalut Lumpur.

Walaupu saya sepertnya lebih normal dari mereka tetapi saya merasa banyak kekurangan. Jangankan membaca syair selantang bagus di suruh maju ke depan saja saya mesosolen apalagi disuruh nyanyi atau goyang seperti Chintami pasti saya ngewel-ngewel.Dengan melihat mereka saya merasa sebaliknya dengan apa yang dilakukan Pak Ciptono. Kalau Pak Cip mengosok mutiara yang berbalut lumpur sedangkan kondisi saya adalah saya sudah mendapatkan mutiara tetapi justru saya kotori dengan lumpur. Maafkan Ibu, Derby.....................!!!! Derby adalah anak yang hebat, Derby adalah anak yang luar biasa.

Setelah mendapatkan pelajaran yang luar biasa selama di Insitut Ibu Profesional, saya mencoba dan berusaha perlan-pelan merubah persepsi saya. Kalau dulu saya sering membanding-bandingkan Derby dengan anak lain sekarang saya lebih bisa melihat kelebihan-kelebihan yang ada padanya. Kalau dulu Derby mau mencoba/membuat apa-apa serba tidak boleh, sekarang jadi saya perbolehkan dia berexplorasi. Seperti mengoreng telur sendiri, belajar membuat nasi goreng bahkan sekarang Derby bisa membuatkan kopi ayahnya dan membuat susu untuk adik Darren. Kalau dulu saya sering marah, sekarang saya lebih bisa ngerem. Kalau dulu Derbi takut kalau disuruh belajar, sekarang justru minta belajar karena saya membuatnya sambil bermain.

Reaksi anak dan keluarga terhadap perubahan saya pastinya mereka senang sekali dan Derbi lebih ceria dan memiliki semangat belajar. Dan suamipun juga jadi senang dan bangga, karena walaupun sedikit perubahan pada diri kita pasti akan menimbulkan perubahan yang luar biasa pada sekitar kita.

Selama di Institut Ibu Profesional, saya bisa kenal, berteman dan belajar dengan orang-orang hebat tentang banyak hal dan pelajaran yang saya dapatkan dari mereka. Kalau dulu saya sangat loyo baik mental maupun fisik sekarang saya lebih memiliki kekuatan. Kalau dulu pengertian sabar yang saya tahu adalah menerima keadaan / sesuatu dengan sabar tetapi kalau sekarang saya tahu bahwa sabar yang sebenarnya adalah tidak akan pernah menyerah pada keadaan. Tetap berusaha sampai tujuan itu bisa kita capai. Dengan itu saya benar-benar punya kekuatan karena beberapa tahun ini kehidupan kami baru berat-beratnya menerima ujian baik secara ekonomi, kesehatan, keluarga dan banyak lagi. Semakin saya berusaha untuk ingin baik, semakin berat cobaan. Di saat tubuh ini merasakan sakit, pikiran berat, keuangan benar-benar nol disinilah saya bisa mempraktekkan arti sabar tersebut. Saya harus kuat, saya harus tetap berusaha dan bisa meraih apa yang saya inginkan. Kalau saya menyerah dan berhenti sampai di sini. Saya tidak akan pernah melihat/mencapai dan menemukan apa yang saya harapkan. Kalau kata Bu Septi : Ibarat mengayuh sepeda di saat jalan penuh tanjakan dan rintangan. Di saat tidak kuat untuk mengayuh lagi kalau kita berhenti berarti sudah cukup sampai di situ. Tetapi kalau kita terus mengayuh dan berusaha kita akan menemukan jalan yang lurus bahkan turunan sehingga tanpa mengayuhpun nantinya kita bisa turun dengan enak dan si saat itulah kita akan merasakan keadaan/ kepuasan yang luar biasa karena kita berhasil melaluinya.

Rencana kedepan saya untuk membesarkan Institut Ibu Profesional adalah bahwa kita sebagai ibu rumah tangga bisa bergandengan tangan bersama-sama mewujudkan dan menunjukkan bahwa kita bisa hebat dan memliliki kemampuan yang tidak kalah tanpa harus memiliki profesi lain yang biasa dianggap lebih bergensi daripada sekedar Ibu Rumah Tangga.

Dan rasanya ingin sekali saya bisa menyalurkan hobi masak saya bersama Para Ibu Profesional, dimana mungkin suatu hari kita bisa membuka restoran di Salatiga. Memperkenalkan masakan-masakan Indonesia kepada para orang asing ataupun wisatawan lokal.

Satu kisah lagi tentang Derbi. Suatu hari Derbi mengeluh pada saya," Buk.....sekolah di Lebah Putih itu banyak enaknya tetapi ndak enaknya cuma satu. Coba Ibu tebak!! Salah ndak apa-apa".

Terus saya berpikir kira-kira apa ya.....?

"Temene nakal ?" tebak saya. Tetapi Derbi berkata bukan

"Gurunya galak ?"..... Juga bukan kata Derbi

"Lalu apa bi ?" Ibu nyerah tidak tahu

Ternyata Derbi bilang "Kenapa ya kalau hari Sabtu kok libur, kalau masuk khan seneng."

Wow.....saya tertawa dan heran mendengar jawaban Derbi. Jadi bagi saya Bu Septi telah sukses membuat sebuah Sekolah Yang Dicintai Muridnya. Two Thumbs untuk Bu Septi. Mudah-mudahan di Institut Ibu Profesional juga merasakan hal yang sama seperti Derbi. Kalau ada Liburnya akan merasa galau muridnya.

Ditulis dan Dipresentasikan

Dalam Ujian Kenaikan Tingkat Bunda Sayang ke Bunda Cekatan

oleh Nanik